Awalnya saya agak kesulitan membuat judul tulisan ini. Teringat istilah komunitas ngebrik pakai hombrew (pemancar rakitan sendiri) di gelombang 100 meter sekitar frekwensi 3 MHz saya pakai istilah itu untuk judul. Dan memang saya ingin mengenang masa masa menjadi breaker di SW-1 baik 100m maupun 80m band.
Biasanya pecinta radio gelombang pendek sudah tidak asing dengan dunia ngebrik di 3.0 - 4.0 Mhz. Jaman itu sekitar tahun 1970 - 1980 frekwensi itu sangat crowded, apalagi setelah TVRI off-air. Seolah olah ada peraturan tidak tertulis (baca: anggapan) kalau 100m digunakan oleh calon delta (calon anggota radio amatir - radio gelap untuk belajar menjadi amatir radio), dan setelah lulus ujian dan mendapat call sign baru naik ke 80m atau 3.5 - 3.9 Mhz (ini alokasi frekwensi resmi untuk anggota amatir radio dari Telkom).
Bermula dari kegemaran saya mendengar radio gelombang pendek sejak saya kelas 6 Sekolah Dasar, Hampir setiap hari saya mendengarkan Radio Australia seksi Indonesia, BBC London, Radio Nederland, Radio Jerman (Deutche Welle), Radio Malaisia, Radio Veritas Philipina, Radio Arab Saudi, Radio Mesir dan hampir semua RRI se nusantara saya ikuti. Setelah SMP saya mulai tertarik mendengarkan berita BBC, malangnya salah satu frekwensi BBC London berdekatan dengan frekwensi amatir radio yaitu sekitar 3.97 MHz. Jadi siaran dari BBC sering berbenturan dengan orang ngebrik. Dari situlah awal mula saya tertarik mendengarkan orang ngebrik dari orang orang amatir radio seluruh nusantara. Yang masih saya ingat sampai sekarang adalah YC1-JJ (double juliet - dari Sumedang) , YC3-MJ dari Mojoagung). Pemancar mereka bisa sampai manca negara. Entahlah pakai tabung apa mereka...mungkin sejenis 813 diparalel sepuluh buah...!!!
Kalau orang tidak pernah merasakan indahnya memonitor radio amatir tentu kupingnya tidak terlatih membedakan suara suara orang yang sedang berkomunikasi, karena suaranya bercampur aduk dengan suara morse, orang sedang zero-beat dan tuning, dan ratusan pemancar lain yang sedang on-air di frekwensi yang sama atau berdekatan. Istilah pak Krisna (double Juliet) suaranya "cemuit wawewo wawewo" entah bahasa apa itu, tapi saya paham maksudnya crowded bertumpuk tumpuk. Saking seringnya mendengar suara semrawut seperti itu membuat saya merasa nyaman dan bisa jadi penghantar tidur, padahal untuk ukuran orang "normal" suara itu sangat mengganggu dan bukan main berisik.
Setelah duduk di SMP kelas 2, saya mulai ingin ikutan ngebreak kayak orang orang itu, tapi saya tidak tahu bagaimana bikin pemancar? saya masih sangat awam. Tidak kekurangan akal setiap hari saya datang ke tukang service radio (jaman itu banyak). Sambil memperhatikan orang nyolder saya sering tanya..."bagaimana cara bikin pemancar" rata rata tukang service itu tidak tahu, hanya mengatakan sama saja dengan radio, cuma dibalik. Saya bingung radio dibalik?...sampai dirumah radio saya balik...terus ? tidak terjadi apa apa. Ternyata yang dimaksud prinsip dasarnya. Kemudian saya ke toko buku lowak...eee kebetulan nemu buku tentang membuat pemancar tabung. Saya sama sekali tidak paham membaca skema tabung, Saya hanya bisa menahan diri sampai suatu saat teman saya mendapat skema pemancar 3 transistor dari sahabat pena-nya.
Berbekal skema pemancar 3 transistor, saya mulai coba coba merakit menggunakan PCB bolong bolong. Kaki kaki komponen dihubungkan menggunakan kabel dan disolder. Waktu itu saya belum tahu kalau pemancar itu terdiri dari blok osilator, blog buffer, blog driver, blog final dan blog tank coil/ antenna maching. Jadi apa yang ada di skema langsung dibikin, hasilnya seperti osilator yang besar sekitar 10 watt karena seingat saya transistor terakhir menggunakan 2SC1162. Sampai disitu saya masih binggung, bagaimana memasukkan suara ke dalam pemancar (memodulasi). Apalagi saya tidak punya cukup uang untuk membuat amplifier dan penguat microphone. Akhirnya dari ujung trafo OT-240 saya masukkan langsung ke outputnya tape. Saya rekam suara saya terlebih dahulu, kemudian saya stel tapenya, sehingga saya dapat mendengar suara saya dari radio. Dengan radio transistor kecil saya ngontel speda sejauh mungkin sampai pemancar saya tidak dapat diterima lagi. ternyata jaraknya cuma sekitar satu kilometer. Karena penasaran saya naikkan antena ke pohon cemara di depan rumah. hasilnya lumayan sampai 15 km, hal ini saya ketahui karena ada breaker yang marah marah karena frekwensi yang sedang dipakai orang itu tertimpa siaran dari radio saya. Akhirnya dalam seminggu saya menjadi buron. Jadi ada semacam fox hunting dengan target pemancar saya. Setelah ketahuan saya ditegur sama orang cina anggota amatir radio call signnya YC2-KB. Saya dilarang mengudara. Saya tidak lagi mengudara, tapi diam diam saya belajar lebih baik lagi untuk bisa membuat pemancar yang lebih canggih.
Setelah sekitar dua tahun absen tidak on air dengan pemancar gelap asal asalan, saya mulai bisa merakit pemancar empat tingkat dengan pengetahuan tentang RF yang lebih baik. saya benar benar belajar dari buku buku tentang pemancar yang belakangan saya dapat seperti dari karangan Wasito, juga sudah mengenal persamaan transistor dari buku vademacum transistor. Saya juga sudah bisa mendesain sendiri pemancar seperti yang saya mau.
Nekad on air lagi dengan pemancar baru lengkap dengan modulatornya.
Pada suatu malam ada suara "this is all Indonesian Contest...bla bla...YB zero AA..." diam diam saya zero beat kesana. Dengan tenangnya saya saya nyaut "YB zero AA, this is candidate amateur from Pekalongan can you read me...over..?" di tengah crowded ratusan pemancar yang on air bersamaan di frekwensi yang sama.bayangkan...!!! Tidak berapa lama YB zero AA menjawab satu per satu orang orang yang sudah didata. Hebatnya nama saya disebut. "calon amatir dari Pekalongan, mohon anda turun, anda tidak berhak ada disini...terima kasih atas pengertiannya...".
Besoknya saya diuber uber sama "pengurus" amatir radio local. Mereka main ke rumah saya dan melihat pemancar saya yang cuma sebesar satu slop rokok bisa tembus kemana mana....
sangat menarik pak ceritanya :)
ReplyDeletesaya juga gemar radio sejak 1980an ...
apakah masih aktif di radio pak :) hehe